Diskusi Innovation Forum: Proyek Restorasi Ekosistem Riau (RER)
- Detail
Lucita Jasmin, Direktur Sustainability and External Affairs, APRIL, bersama Brad Sanders, Wakil Kepala Konservasi, APRIL, baru-baru ini tampil sebagai bagian dari panel untuk membahas proyek Restorasi Ekosistem Riau (RER) perusahaan dalam sebuah seminar daring (Webinar), yang diselenggarakan oleh Innovation Forum.
Toby Webb, pendiri Innovation Forum, bertindak sebagai moderator di Webinar dengan tema: ‘Bagaimana cara kerja konservasi/restorasi bentang alam hutan di lapangan? Studi kasus: Indonesia'.
Lucy menjelaskan bagaimana APRIL mampu membuat model produksi-perlindungan perusahaan berhasil, yaitu melalui pemahaman bahwa pengelolaan hutan berkelanjutan hanya dapat terjadi apabila keseimbangan optimal antara pemberdayaan sosial-ekonomi, pembangunan ekonomi, dan konservasi lingkungan.
“Model ini bekerja dengan cara memproduksi komponen -selain menghasilkan sumbangan ekonomi, baik secara lokal maupun nasional- selain menyediakan penjaminan pendanaan, sumber daya teknis dan operasional, yang diperlukan untuk secara aktif melindungi dan mengelola kawasan konservasi,” katanya.
Lucy juga menekankan Komitmen APRIL 1 for 1, yaitu komitmen perusahaan untuk melestarikan satu hektar lahan untuk setiap satu hektar perkebunan yang digunakan oleh perusahaan, sebagai contoh pendekatan produksi-perlindungan.
“RER bekerja dengan model ini. Hal ini merupakan gambaran yang baik mengenai bagaimana pendekatan ini terbukti efektif, mengingat pertimbangan untuk menyeimbangkan pemberdayaan sosial-ekonomi, pengembangan dan konservasi dalam pemanfaatan bentang alam di Riau,” ujarnya.
Sementara itu, Brad menjelaskan upaya berkelanjutan untuk memulihkan hutan terdegradasi di kawasan RER melalui sekat kanal dan penanaman kembali pohon serta keterlibatan masyarakat dan pemberian insentif untuk memastikan bahwa penduduk, yang bergantung pada hutan untuk penghidupan mereka, tidak melakukan praktik-praktik yang tidak berkelanjutan. “Ini adalah fokus utama bagi kami, untuk dapat merespon dengan cepat dan melindungi hutan dari gangguan baru, dan pada saat yang sama, memulihkan hutan dari kegiatan, yang dilakukan pada masa lampau,” katanya.
Brad mengatakan bahwa upaya ini, yang juga meliputi pengelolaan lahan gambut melalui pengawasan air, sebagian besar menunjukkan hasil positif dan sudah tidak terjadi kebakaran lagi di kawasan RER sejak tahun 2014.
Terkait keterlibatan masyarakat, Brad juga menekankan penting untuk membangun kepercayaan dan kesepahaman dengan masyarakat sebagai aspek pertama dan terpenting pendekatan kolaboratif dalam mengelola lahan. Ia menambahkan bahwa beberapa pengawas RER berasal dari masyarakat setempat.
"Kerjasama antara sesama anggota masyarakat setempat merupakan solusi terbaik," tambahnya.
Panel Webinar tersebut juga menghadirkan Fitrian Adriansyah, Executive Chairman IDH (Inisiatif Dagang Hijau) Indonesia, dan Justin Adams, Executive Director Tropical Forest Alliance 2020.
"Setelah mendengar tentang apa yang telah dilakukan oleh APRIL dan RER, dan apa yang akan terus mereka lakukan untuk perlindungan, produksi, dan tentunya pengikutsertaan masyarakat serta restorasi, cukup memberi semangat bagi kami,” kata Fitrian.
Adams mengatakan bahwa RER telah menunjukkan peran penting yang dapat dimainkan oleh sebuah perusahaan untuk memastikan perlindungan di dalam produksi sebuah bentang alam.
"Hal ini terbukti berhasil karena perusahaan telah membuat komitmen signifikan. Langkah ini harus dihargai bahwa, perusahaan pemasok pulp dan kertas telah berkomitmen untuk mendukung masyarakat dan hutan dengan metode yang mereka miliki," tutupnya.