Media

Berita, pengumuman dan informasi terkini tentang Grup APRIL

 Bagikan  Email  Cetak

Kegiatan kita sehari-hari tidak terlepas dari satu hal: sampah. Laporan terbaru menyebutkan bahwa Indonesia menghasilkan 175.000 ton sampah tiap hari dan angka yang mengkhawatirkan ini mengakibatkan pengaruh buruk terhadap kehidupan, khususnya lingkungan.

Diantara sampah tersebut, sampah plastik menjadi yang paling banyak mencuri perhatian. Data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Indonesia sedikitnya memproduksi sampah plastik 64 juta ton per tahun. Sebanyak 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut.

Dalam beberapa studi, Indonesia bahkan disebut sebagai penyumbang limbah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia, di belakang China. Kondisi ini tentu saja mengkhawatirkan untuk kelangsungan lingkungan dan kita selaku makhluk hidup.

Pasalnya, limbah plastik di lautan dapat menjadi racun bagi para spesies laut, yang pada akhirnya akan mengurangi populasi spesies laut. Tak hanya itu, sampah plastik juga berdampak negatif pada kadar oksigen yang dihasilkan bakteri yang berada di lautan yang selama ini bekontribusi 10% oksigen global loh.

Beranjak dari fakta tersebut, Grup APRIL semakin menggencarkan kampanye pengurangan penggunaan plastik sekali pakai di lingkungan operasionalnya.

RGE Plastic Free

Plastic-Free Challenge ini terinspirasi dari kampanye anti-plastik yang terlebih dahulu diadakan di kompleks Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Riau, semenjak tahun 2018.

Kompleks RAPP adalah rumah bagi ribuan karyawan perusahaan, dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat mereka manfaatkan seperti pusat olahraga, pusat perbelanjaan dan food court. Termasuk di dalamnya juga Hotel Unigraha yang selama ini mengakomodasi tamu lokal maupun asing di sekitar kompleks.

Awal mula kampanye anti-plastik di Pangkalan Kerinci dimulai dari kebijakan hotel. Dengan total sampah plastik terbuang sebanyak 400kg setiap bulannya, pihak manajemen hotel menghentikan penyediaan botol plastik dalam setiap kamar. Di restoran hotel, sedotan plastik pun diganti dengan sedotan ramah lingkungan yang terbuat dari kertas. Dengan langkah tersebut, pihak hotel berhasil mengurangi sampah plastiknya menjadi 250kg setiap bulannya.

Kebijakan serupa diterapkan pula di pusat perbelanjaan. Pihak manajemen tidak lagi menyediakan kantong plastik dan membagikan 1.500 tas belanja berbahan kain kepada karyawan.

Berangkat dari keberhasilan tersebut, diadakanlah Free-Plastic Challenge di kantor kami di Jakarta yang diorganisir oleh tim Sustainability dari APRIL selama dua pekan.

Tahap awal Plastic-Free Challenge ini dilakukan melalui pemutaran film dokumenter berjudul A Plastic Ocean yang menunjukkan dampak negatif sampah plastik terhadap lingkungan. Langkah selanjutnya adalah mengajak karyawan untuk berpartisipasi dengan berkomitmen mengurangi sampah plastik. Sekitar 200 karyawan turut memberi andil.

Di awal pekan pertama, peserta menghitung jumlah plastik sekali pakai yang mereka gunakan setiap harinya. Di akhir pekan pertama, peserta menentukan target mereka masing-masing untuk mengurangi penggunaan plastik.

Banyak yang cukup ambisius dan menargetkan untuk memangkas 50% penggunaan plastik sekali pakai setiap harinya. Untuk mempermudah peserta meninggalkan ketergantungan terhadap plastik sekali pakai, tim penyelenggara membagikan kotak makan gratis di awal pekan kedua.

"Kami mendapat reaksi yang luar biasa dari rekan karyawan, jumlah peserta yang mendaftar jauh melebihi perkiraan kami. Saya bahkan harus buru-buru memesan lebih banyak kotak makan agar jumlahnya cukup bagi seluruh peserta," ungkap Marina, salah seorang anggota dari tim Sustainability APRIL yang turut mengorganisir kegiatan ini.

Pekan kedua adalah pekan aksi yang fokus ke perubahan perilaku peserta. Tim penyelenggara bahkan mengadakan forum diskusi sebagai wadah berbagi cerita mengenai kesulitan yang mereka hadapi.

"Salah satu kekhawatiran kami adalah jika antusiasme peserta menurun setelah Plastic-Free Challenge ini berakhir," ungkap James, anggota tim Sustainability APRIL lainnya.

"Diadakannya sesi berbagi ini dengan harapan bahwa mereka dapat saling berdiskusi terkait kesulitan mengendalikan penggunaan plastik dalam kehidupan mereka. Peserta dapat berbagi solusi dan saling memotivasi satu sama lain dalam forum ini," tambahnya.

Dalam sesi diskusi tersebut ditayangkan juga video yang berisi testimoni dari para Plastic-Free Ambassadors—terdiri dari jajaran manajemen yang berbagi pengalaman pribadi mereka dalam mengurangi pemakaian plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari.

Di akhir periode, dua pertiga dari seluruh peserta berhasil mencapai target ambisius mereka. Dengan pencapaian ini menunjukan bahwa para peserta berhasil mengurangi 2.400 sampah plastik setiap bulannya.

Para karyawan mengungkapkan bahwa kegiatan ini menyisakan pengalaman yang sangat berarti bagi mereka. Banyak diantara mereka yang kemudian menyadari bahwa satu tindakan kecil yang bijaksana dapat memberikan dampak yang sangat besar bagi lingkungan.

Di APRIL, kami memainkan peran kami demi kelangsungan bumi kita dengan terus mendukung terlaksananya #PlasticFreeChallenge. Anda juga dapat ambil bagian dengan berkomitmen di sini

Artikel Lainnya

APRIL Dukung Upaya Kurangi Produk Plasti...
APRIL Dukung Upaya Kurangi Produk Plasti... APRIL mendukung upaya mengurangi produk plastik sekali pakai di Indonesia dengan kampanye meminimalisasi penggunaan plastik di Kompleks RAPP, Pangkalan Kerinci,...
Program Desa Bebas Api: Bagaimana Progra...
Program Desa Bebas Api: Bagaimana Progra... Sebagai bagian dari upaya dalam mengurangi kebakaran hutan dan pembakaran lahan di sekitar wilayah konsesi, kelompok usaha APRIL menggagas program 'Desa Bebas A...
Sebelum dan Sesudah : Perkembangan Kerin...
Sebelum dan Sesudah : Perkembangan Kerin... Lebih dari 25 tahun yang lalu, Kota Pangkalan Kerinci, Riau di Pulau Sumatera di Indonesia hanya dihuni 200 orang kepala keluarga. Saat itu tidak ada jalan sehi...
 Bagikan  Email  Cetak