Bagaimana Kami di APRIL Memaknai Kebahagiaan di Tempat Kerja
- Detail
Inilah waktunya untuk berbahagia! Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan 20 Maret sebagai Hari Kebahagiaan Internasional dalam upaya mendorong kesadaran akan pentingnya tiga aspek utama yang membantu manusia hidup bahagia dan sejahtera: memangkas ketidaksetaraan, mengakhiri kemiskinan, dan melindungi planet kita.
Di APRIL, kebahagiaan karyawan adalah aspek penting bagi bisnis kami. Untuk merayakan Hari Kebahagiaan ini, kami berbincang dengan lima karyawan untuk mempelajari cara mereka memaknai kebahagiaan di APRIL.
Suarta E. Katang – Bekerja Bersama untuk Lingkungan
Sebagai Environment Officer di APRIL, cara Suarta memaknai kebahagiaan sesederhana berupaya melindungi bumi. Namun, satu hal yang ia tahu pasti, upayanya tak akan berarti dengan bertindak sendiri.
Kesadaran ini membawanya mengajak guru, murid, dan anggota masyarakat untuk berkolaborasi dalam EDUGREEN, sebuah acara pendidikan lingkungan yang terselenggara pada tahun 2014.
Acara ini dihadiri oleh guru dan murid dari lima sekolah menengah di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, perwakilan badan konservasi desa setempat, serta masyarakat sekitar.
“Dalam acara itu, kami melakukan beberapa kegiatan seperti belajar bersama terkait area hutan yang dilindungi, menanam pohon, serta memperkenalkan dan mengedukasi warga untuk memproduksi madu Sialang dari pohon Sialang guna meningkatkan ekonomi lokal,” terang Suarta.
“Upaya ini adalah langkah kecil, namun saya yakin akan memberikan dampak besar bagi pembentukan karakter generasi muda,” ungkapnya seraya melanjutkan “Saya tidak dapat menggambarkan rasa bahagia yang saya rasakan selama acara itu berlangsung dan tentu saja saya akan mengadakannya lagi secepatnya!”
Fachrur Rozy – Berjuang untuk Pendidikan
Fachrur Rozy, Continuous Improvement Associate, berhasil mewujudkan mimpinya di Grup APRIL dan mendapatkan posisi impiannya.
Fachrur pertama kali bergabung dengan Grup APRIL pada bulan Oktober 2009 sebagai Equipment Operator, dengan hanya bermodalkan ijazah SMA.
Namun, Fachrur tahu ia ingin melakukan hal lain di APRIL. Jiwanya kerap terpanggil untuk menjadi bagian dari Business Continuous Improvement Department (BCID).
Meski ia menikmati pekerjaan yang membuatnya dikelilingi mesin-mesin canggih, hal yang lebih disenanginya adalah berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya untuk membantu mereka mencapai potensi maksimal.
“Saya bertekad melanjutkan pendidikan, mengambil kelas eksekutif setiap hari Sabtu dan Minggu di sebuah perguruan tinggi di Pekanbaru. Semenjak itu, tak ada lagi waktu bersantai di akhir pekan,” ungkap Fahrir sambil tertawa.
Setiap akhir pekan, Fachrur berkendara dengan sepeda motor selama 90 menit dari rumahnya di Pangkalan Kerinci untuk menghadiri perkuliahan di Pekanbaru.
“Setahun setelah saya menerima gelar sarjana pada tahun 2019, saya dipromosikan ke jabatan yang selalu saya inginkan,” lanjutnya.
“Itulah kebahagiaan bagi saya. Ketika dikelilingi orang-orang yang menghargai kerja keras saya dan memberikan kesempatan untuk saya mewujudkan mimpi,” kata Fachrur.
Tiurma Rosinta – Perempuan Mampu Melindungi Hutan
Di Indonesia, antusiasme untuk perlindungan alam masih kerap dikaitkan kepada kaum pria saja. Namun, hal tersebut tak berlaku bagi Tiurma. Sebagai seorang Communication Officer untuk Restorasi Ekosistem Riau (RER), Tiurma, yang akrab dipanggil Tiur, selalu menantikan kesempatan berada di alam liar.
“Bagi saya, hutan memiliki segalanya. Termasuk misteri yang tak akan pernah terpecahkan oleh manusia. Setiap langkah memasuki hutan adalah perjalanan yang unik dan berbeda,” terang Tiur.
“Masih teringat jelas kali pertama saya memasuki hutan RER di Semenanjung Kampar. Saat memandang hamparan dari ratusan, bahkan ribuan pohon-pohon besar nan rindang, saya melompat kegirangan. Tanpa menyadari sepatu saya terjerembab ke dalam air berwarna hitam, yang kemudian saya tahu adalah air gambut,” Tiur lanjut bercerita dengan antusias.
“Begitu mudah jatuh hati pada keindahan hutan,” ungkapnya.
Enam tahun berlalu dan masih terus berproses di RER, karena RER telah mengajarkan Tiur begitu banyak hal. Salah satu momen yang tak akan dilupakannya adalah ketika turut andil dalam penyelamatan seekor harimau Sumatra yang terperangkap pada tahun 2019.
“Saya tak bisa menahan air mata, melihat kondisi harimau tersebut. Ciptaan Tuhan yang begitu menakjubkan itu terbaring lemah tak berdaya dengan tubuh terluka akibat tindakan manusia tak bertanggung jawab yang sembarangan memasang perangkap,” Tiur bercerita sambil mengenang momen tersebut.
Kala itu, Tiur menyadari bahwa pekerjaannya mempromosikan pentingnya hutan adalah tindakan yang penting dan diperlukan untuk menyelamatkan lingkungan sekaligus masa depan manusia di bumi.
“Bagi saya, kebahagiaan adalah dibayar untuk melakukan pekerjaan yang saya cintai dan menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari keberadaan saya,” pungkas Tiur.
Jesyen Hutapea – Nilai Sebuah Kejujuran
Sebagai bagian dari Finishing Department, Jesyen sadar bahwa sedikit masalah saja pada mesin dapat berakibat fatal bagi produktivitas seluruh tim. Di tahun 2010, masalah tersebut muncul.
“Kami baru saja melakukan pergantian belt selama 12 jam dan ketika dinyalakan, mesinnya tidak beroperasi sebagaimana semula,” terang Jesyen.
Esok paginya, ketika manajer mengetahui hal tersebut, seluruh tim diinstruksikan untuk mencari tahu akar masalahnya.
“Dan saya baru tahu bahwa masalah terjadi karena saya tidak melakukan tugas dengan benar,” ungkap Jesyen.
“Saat itu, saya bisa saja berbohong dan mencari alasan lain, namun saya memilih untuk bicara sejujurnya. Meski akan berisiko bagi posisi saya,” lanjutnya.
Setelah menjelaskan penyebab sebenarnya kepada atasannya, Jesyen dipindahtugaskan ke bagian lain.
“Saya cukup kecewa. Namun, saya paham bahwa bertindak jujur adalah hal yang tepat. Saya harus bertanggung jawab atas setiap tindakan saya,” terang Jesyen.
Sebulan kemudian, manajer Jesyen memanggilnya dan menempatkannya kembali di pekerjaannya semula.
“Beliau memberikan saya kesempatan kedua karena mengapresiasi kejujuran saya dan beliau tahu bahwa saya telah belajar dari kesalahan. Itulah yang membuat saya yakin bahwa bekerja dengan integritas dan mengedepankan kejujuran akan selalu membawa kebahagiaan dan ketenangan jiwa,” pungkas Jesyen seraya tersenyum.
Resbianto – Tindakan yang Tepat di Waktu yang Tepat
Cerita terakhir datang dari kisah Resbianto ketika sedang jaga malam di Transport Division.
Dini hari pukul 02.00, gerimis turun ketika Resbianto dan beberapa rekan kerjanya mendengar suara keras dari arah luar. Suara tersebut ternyata berasal dari fuel truck berkapasitas 10.000 liter yang terbakar.
Ketika terjadi kecelakaan atau hal yang tak diinginkan di tempat kerja, yang terpenting adalah memastikan setiap orang paham apa yang harus dilakukan. Hingga hari ini, Resbianto selalu merasa bersyukur berada di tim yang memiliki kerja sama tinggi.
“Kami harus bergerak cepat saat itu. Satu detik saja terlambat maka truk itu dapat meledak dan api akan menyambar ke tangki-tangki lain di sekitarnya,” terang Resbianto.
“Dan, tidak satu orang pun perlu diberi tahu apa yang harus dilakukan. Semua orang begitu gesit dan telah mengetahui tindakan apa yang perlu diambil untuk menyelesaikan masalah besar di depan mata kami,” lanjutnya.
“Saya mengambil tugas memadamkan api di truk bersama beberapa orang lainnya. Hawa api begitu panas. Namun, intuisi saya mengatakan untuk tidak berhenti menyemprot api dengan air meski panas, karena anggota tim lainnya pun sedang melakukan bagian mereka dengan maksmimal,” ungkap Resbianto.
Tidak memakan waktu lama hingga tim safety dan tim pemadam tiba dan turut menyelesaikan masalah tersebut.
“Dalam situasi mendesak, saya tahu bahwa saya bekerja dengan orang-orang terbaik yang akan mengambil tindakan tepat di waktu yang tepat. Dan saya sangat bahagia dapat menjadi bagian dari tim yang hebat,” kata Resbianto.